MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI PADA ANAK USIA DINI
Abstract
Pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) perlu dilaksanakan sejak dini, karena masa usia dini adalah masa dimana proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang pesat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Melalui pendidikan inklusif, anak yang mempunyai hambatan, belajar bersama dengan anak pada umumnya dengan tujuan mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak. Masalahnya tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan pelayanan pendidikan terhadap ABK sesuai standar. Penelitian ini di fokuskan pada manajemen pembelajaran anak usia dini berkebutuhan khusus di Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan. Tujuan penelitian diarahkan pada manajemen pembelajaran di PAUD bagi ABK oleh Kepala sekolah dan guru. Manfaat penelitian ini diharapkan Menambah khasanah ilmu manajemen pendidikan, khususnya dalam Manajemen Pembelajaran pendidikan inklusif Pada Anak Usia Dini, Memberi masukan kepada guru dalam upaya mengimplememtasikan manajemen pembelajaran Pendidikan inklusif pada Anak Usia Dini. Prosedur penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi; data diuji dengan menggunakan metode trianggulasi sumber dan ketekunan pengamatan untuk mengetahui keabsahan data. Temuan penelitian ini yaitu: (1) Sekolah merumuskan perencanaan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, tetapi karena polanya terintegrasi dengan kurikulum anak pada umumnya maka rumusannya mengacu pada pembelajaran pada umumnya. (2) Orang tua yang menutupi hambatan yang di miliki anak, bahkan orangtua tidak mau menerima bahwa anaknya memiliki kebutuhan khusus. (3) Tidak sejalannya pola bimbingan anak berkebutuhan khusus di sekolah dengan di rumah. Dari hasil penelitian ini disarankan,(1) Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran penting dalam mewujudkan sekolah inklusi, terutama bagaimana mengembangkan budaya organisasi yang inklusif, mendorong kinerja guru lebih tinggi dalam mengembangkan kurikulum anak berkebutuhan khusus, memotivasi guru, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak (orangtua, para ahli, dan stakeholder lainnya). Kepala sekolah perlu merumuskan peraturan sekolah tentang standar operasional prosedur untuk mendorong masyarakat sekolah dengan orang tua murid guna meningkatkan kerjasama yang lebih kondusif bagi sekolah inklusi. (2) Anak adalah titipan dari Allah SWT, tidak ada anak yang lahir ke dunia tanpa dibekali potensi, di balik keterbatasan, pasti tersimpan kelebihan yang tersembunyi. Untuk itu perlu dorongan dari orangtua dalam mengoptimalkan segala aspek perkembangan anak berkebutuhan sejak dini.References
David Smith, J. 2013. Sekolah Inklusif Konsep dan Penerapan Pembelajaran Inklusif. Bandung : Nuansa Cendikia
Nurani Sujiono.Y, Sujiono. B, 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta : PT Indeks
Mudjito, Harizal, dan Elfindri.2012. Pendidikan Inklusif, Jakarta: Baduose Media
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta
Suyadi, dan U, Maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tadir Ilahi, M. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Jurnal Inklusi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK DAN PLN ) Bandung-Tahun 2012.
Downloads
Published
Issue
Section
License
- Jurnal Educhild di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0.
- Penulis setuju artikelnya dipublikasikan pada jurnal EduChild dan dipublikasi secara terbuka untuk umum
- penulis memiliki hak cipta secara penuh